Mahasiswa FK Ciptakan Vaksin COVID-19 Dengan Penghantaran Melalui Hidung

    Mahasiswa FK Ciptakan Vaksin COVID-19 Dengan Penghantaran Melalui Hidung

    KOTA MALANG - Sejak akhir tahun 2019, COVID-19 mulai mewabah di dunia. Pandemi COVID-19 ini oleh disebabkan oleh SARS-CoV-2 atau yang biasa kita kenal dengan virus Corona.

    Sejak awal kemunculannya hingga Juni 2022, lebih dari 500 juta kasus positif COVID-19 sudah tercatat di seluruh dunia dan enam juta di antaranya telah meninggal dunia. Hal ini tentu menjadi permasalahan global yang harus diselesaikan bersama-sama.

    Salah satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi pandemi ini adalah melalui vaksinasi. Vaksinasi yang dilakukan saat ini dilakukan melalui injeksi intramuskular atau penyuntikan ke otot lengan.

    Namun, yang menjadi permasalahan, vaksin injeksi tidak mampu merangsang imunitas mukosal yang menjadi pertahanan pertama tubuh dalam melawan virus COVID-19, sehingga kemungkinan seseorang untuk terinfeksi COVID-19 setelah mendapatkan vaksinasi masih cukup besar.

    Selain itu, banyaknya masyarakat yang takut untuk disuntik juga menjadi penghalang dalam upaya vaksinasi massal yang saat ini dilakukan.

    Lima mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Jumat (19/8/2022) yang terdiri atas Juan Freddy (FK 2021), Christopher Kuncoro Johan (FK 2021), Samuel Aryo Wicaksono (FK 2021), Daffa Rizky (FK 2021), dan Shafira Gita Eka Pritayanti (FK 2019) di bawah bimbingan Dr. apt. Valentina Yurina, S. Si., M. Si. melakukan riset dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta dengan judul “Formulasi Vaksin Intranasal COVID-19 dengan Karier Bakteri Lactococcus lactis Rekombinan sebagai Sediaan Liquid Aerosol”.

    Vaksin intranasal yang diajukan ini menggunakan vektor bakteri Lactococcus lactis yang sudah disisipi protein spike virus Corona, dan selanjutnya diformulasikan bersama beberapa bahan lain.

    Vaksin tersebut diharapkan mampu merangsang sistem imun mukosal sehingga mampu mencegah penularan COVID-19.

    Selain itu, diharapkan juga jika masyarakat perlu menerima vaksinasi lebih dari tiga kali, masyarakat mampu menerima vaksinasi tersebut dengan nyaman.

    Dari riset yang dilakukan, diketahui bahwa bakteri Lactococcus lactis rekombinan dapat mempertahankan masa hidupnya serta protein pembawa sifat virus Corona yang ada di dalamnya dapat bertahan setelah 14 hari penyimpanan sehingga formula vaksin dapat melindungi bakteri Lactococcus lactis. (*)

    kota malang
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Mahasiswa FORMASI Raih Juara di Asian English...

    Artikel Berikutnya

    Kejari Kota Kediri Launching Satgas Pemberantasan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Karya Nyata TNI dan Warga, Pembangunan Jalan Sasaran TMMD Mencapai Tahap Penting
    Harkitnas ke 116, Dandim 0824/Jember Ajak Masyarakat  Bangkit Menuju Indonesia Emas
    Pimpin Upacara Kapolres Berpesan Maknai Upacara Kebagkitan Nasional Sebagai Momentum Bersatu Untuk Indonesia Maju
    Respon Keluhan Warga di Jum'at Curhat, Polres Kediri Kota Amankan Puluhan Motor Diduga Balap Liar
    Sukseskan WWF 2024 Personel Gabungan Polresta Sidoarjo Patroli KRYD di Terminal Purabaya Tujuan Bali 

    Ikuti Kami