PROBOLINGGO – Banyak orang menganggap seorang pelajar di pesantren hanya menguasai ilmu agama, tidak ilmu-ilmu umum. Berbeda dengan Siti Nur Afifah perempuan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid. Ia menekuni bisnis sejak waktu sekolah tingkat menengah pertama (SLTP, dimulai dari berbisnis baju batik tulis dari Lasem, Rembang Jawa Tengah. Minggu (23/01/22)
“Saya suka berbisnis semenjak duduk di sekolah menengah tingkat pertama. Waktu itu saya masih berstatus santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, ” ungkapnya.
Saat liburan pesantren dijadikan kesempatan oleh afifah (panggilan akrabnya) untuk mencari uang agar bisa membantu pembiayaan yang dikeluarkan orang tuanya.
“Kalau bisa usaha sendiri kan bisa meringankan beban orang tua saya, ” lanjutnya. Meskipun demikian, afifah tak menyangkal bahwa menjadi pebisnis itu butuh konsentrasi dan keberaniaan serta tidak melewatkan jika ada kesempatan.
“Berbisnis itu butuh keberanian dan juga membangun jejaring yang kuat, ” katanya. Perempuan asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah ini melanjutkan bakat berbisnisnya hingga saat ini.
“Walaupun saya telah berkeluarga, saya tetap melakukan bisnis kecil-kecilan. Media sosial yang ada sangat membantu untuk melakukan bisnis dari satu orang ke beberapa orang lainnya, ” tegasnya.
Untuk saat ini perempuan yang juga menjadi guru fisika di Madrasah Darul Hikmah Randu Tatah, Paiton, Probolinggo tetap melanjutkan bakatnya dengan menjual beberapa barang ringan.
“Yang saya jual saat ini ada kopi, garam dan terkadang baju batik tulis lasem juga, ” pungkasnya